UBM Adakan Program Pendampingan dan Pelatihan Implementasi Komunikasi Terapeutik pada Terapis, Guru dan Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus
Universitas Bunda Mulia (UBM) kembali melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berlangsung di Special Harmony School Inclusive Education pada tanggal 21, 25 dan 26 Maret 2025 dengan tema “Program Pendampingan dan Pelatihan Implementasi Komunikasi Terapeutik pada Terapis, Guru dan Orang Tua Anak Berkebutuhan Khusus”. Pelatihan dilaksanakan oleh 3 Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UBM Kampus Ancol yaitu Zera Edenzwo Subandi, S.I.Kom., M.I.Kom, Kho Gerson Ralph Manuel, BA., M.I.Kom dan Surianto, S.I.Kom., M.I.Kom. Kegiatan turut didukung oleh Mahasiswa/i aktif Program Studi Ilmu Komunikasi UBM yaitu Francis Timothy Ongkohalim dan Shannen Cleverin Janeardie serta Samuel Andreansyah Staff Lab Prodi IK. Pelatihan dilakukan untuk terapis, guru, dan orang tua anak berkebutuhan khusus dengan tujuan memberikan edukasi akan penerapan komunikasi terapeutik.
“Dukungan dan apresiasi dalam proses terapi sangat penting dilakukan. Empati merupakan kunci dari komunikasi terapeutik, dimana pasien merasa didengar, dimengerti, didukung serta dihargai.” ujar Zera Edenzwo Subandi, S.I.Kom., M.I.Kom, sebagai salah satu pemateri kegiatan pengabdian kepada masyarakat. “Peranan orang tua di rumah sebagai perpanjangan tangan para terapis serta guru sangat berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan anak berkebutuhan khusus. Bagaimana pun waktu anak lebih lama di rumah daripada di tempat terapi atau pun sekolah. Orang Tua juga harus bisa dengan cermat memilih tempat terapi. Pilihlah terapis yang bisa menerapkan komunikasi terapeutik yang benar, agar bisa memaksimalkan hasil yang diharapkan.” lanjut Zera ketika menjelaskan fungsi komunikasi terapeutik dalam sesi pemaparan materi. Peserta terlihat sangat antusias saat mengetahui betapa komunikasi terapeutik dalami proses edukasi anak.
Kegiatan diawali dengan survey menggunakan angket yang harus diisi oleh peserta dahulu, kemudian dilanjut dengan focus group discussion yang dilakukan kepada peserta. Pada sesi ini peserta antusias menceritakan pengalaman sebagai orang tua, guru dan terapis anak berkebutuhan khusus. Sesi terakhir yaitu pemaparan materi yang dilakukan dengan menyesuaikan dengan situasi nyata yang dihadapi peserta sehari-hari, sehingga apa yang telah dipaparkan dapat di terapkan di kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan motto UBM yaitu “Bridging Education to the Real World”.
Program Studi Ilmu Komunikasi merupakan salah satu dari banyak program studi yang tersedia di UBM. Sebagai Perguruan Tinggi dengan akreditasi unggul, UBM melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi nyata bagi masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab dari Dosen untuk menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Penulis Artikel / Penyunting : Shannen Cleverin Janeardie / ZES
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Bunda Mulia – Kampus Ancol