Sejak awal perkembangannya, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah mengalami transformasi besar dalam kemampuannya memahami, menganalisa, dan bertindak berdasarkan data. Salah satu tahap paling maju dalam evolusi AI adalah Agentic AI, yaitu kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang memiliki kemampuan untuk bertindak secara mandiri, mengambil keputusan berdasarkan data yang tersedia, dan menyesuaikan diri dengan situasi tanpa intervensi manusia.
Agentic AI merupakan tahapan proses lanjutan dari pengembangan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) yang tidak hanya memproses informasi seperti AI sebelumnya, tetapi juga memiliki kapasitas untuk menetapkan tujuan, menyusun strategi, serta mengeksekusi tindakan dengan tingkat otonomi yang lebih tinggi. Dengan kata lain, Agentic AI berfungsi sebagai entitas yang dapat merancang dan mengimplementasikan solusi tanpa ketergantungan penuh pada manusia. Perkembangan ini membuka peluang besar dalam berbagai industri, tetapi juga menimbulkan tantangan etika dan keamanan yang perlu diperhatikan.
Meskipun Generative AI seperti Chat GPT, DeepSeek, Grok, dll dan Agentic AI sama-sama mampu menganalisis data dan menemukan pola, terdapat perbedaan mendasar di antara keduanya. Generative AI hanya mampu memberikan wawasan berbasis data dan merekomendasikan keputusan, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk bertindak secara mandiri. Sebaliknya, Agentic AI tidak hanya menganalisis informasi tetapi juga dapat mengambil tindakan berdasarkan hasil analisis tersebut, bahkan menetapkan tujuan sendiri dan menyesuaikan strategi berdasarkan perubahan lingkungan, salah satu aspek yang membedakan Agentic AI adalah kemampuannya untuk membagi tugas-tugas yang rumit menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana dan dapat dikelola, yang dikenal sebagai chaining. Dengan kata lain, Agentic AI bertindak sebagai entitas yang memiliki tingkat otonomi lebih tinggi dibandingkan Generative AI yang masih bergantung penuh pada intervensi manusia. Misalnya pada Pelayanan di Marketplace untuk menangani keluhan pelanggan dengan lebih cepat dan efisien. Bahkan, agentic AI bisa mendeteksi masalah lebih awal sebelum pelanggan menyadarinya dan menawarkan solusi, seperti diskon atau perbaikan layanan.
Menurut Dr. Indrawan Nugroho, perkembangan AI dapat dibagi menjadi empat tahapan utama, yaitu:
1.Perception AI
Pada tahap ini, AI hanya berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi dan mengolah data sensorik seperti gambar, suara, dan teks. Contoh yang paling umum adalah teknologi pengenalan wajah, asisten suara, dan penerjemahan otomatis. AI pada tahap ini tidak memiliki pemahaman kontekstual dan hanya bekerja berdasarkan pola yang dipelajari.
2.Generative AI
AI pada tahap ini tidak hanya menganalisis data tetapi juga dapat menciptakan konten baru, seperti teks, gambar, video, dan musik. Contoh yang paling terkenal dari tahap ini adalah model seperti GPT (Generative Pre-trained Transformer) yang dapat menghasilkan teks yang menyerupai tulisan manusia, serta DALL-E yang mampu membuat gambar berdasarkan deskripsi teks.
3.Agentic AI
Agentic AI merupakan tahap lanjutan di mana AI tidak hanya memahami data dan bertindak secara otonom, tetapi juga dapat menetapkan tujuan sendiri, merancang strategi, dan menyesuaikan pendekatan berdasarkan pengalaman. AI jenis ini diharapkan dapat berperan sebagai mitra strategis dalam bisnis, penelitian, dan bahkan pengambilan keputusan tingkat tinggi di pemerintahan dan industri.
4.Physical AI
Tahap ini mencakup AI yang dapat berinteraksi dengan dunia fisik melalui robot dan perangkat cerdas. Contohnya termasuk kendaraan otonom, robot medis yang dapat melakukan operasi, dan sistem AI dalam manufaktur yang dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja secara real-time. Physical AI menggabungkan kemampuan kognitif dengan eksekusi fisik yang mandiri.
Kemampuan Agentic AI untuk bertindak mandiri menghadirkan banyak manfaat yang dapat mengubah cara manusia bekerja dan berinteraksi dengan teknologi:
Meskipun menjanjikan banyak manfaat, pengembangan Agentic AI juga menimbulkan tantangan etis yang perlu diperhatikan:
Pada bagian ini penting untuk direalisasikannya etika dalam perancangan AI itu sendiri agar tidak melenceng dari yang diharapkan seperti keluar dari hakikatnya sebagai alat kecerdasan buatan yang membantu manusia, karena dengan perkembangan AI yang sangat pesat tidak mungkin manusia yang tidak menggunakan AI dengan yang menggunakan bisa bersaing pada era modern maupun masa depan yang lebih inovatif.
Agentic AI merupakan lompatan besar dari evolusi kecerdasan buatan yang memungkinkan sistem untuk bertindak secara mandiri, belajar dari pengalaman, dan beradaptasi dengan lingkungan. Meskipun menawarkan manfaat besar, pengembangannya juga menghadirkan tantangan etis dan keamanan yang harus diatasi dengan regulasi dan kebijakan yang tepat. Dengan pendekatan yang hati-hati dan bertanggung jawab, Agentic AI dapat menjadi alat yang memberdayakan manusia dan menciptakan masa depan yang lebih inovatif dan berkelanjutan.
Gimana, kamu tertarik untuk bergabung mempelajari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) ini di Universitas Bunda Mulia (UBM) dan ingin mendapatkan informasi lebih lanjut? Silakan hubungi kami atau kunjungi lokasi kampus di bawah ini:
KAMPUS ANCOL
Jalan Lodan Raya No.2, Jakarta Utara 14430
No Telp: 021 690 9090
KAMPUS SERPONG
Jalan Jalur Sutera Barat Kav. 7-9, Alam Sutera, Tangerang, Banten 15143
No Telp: 021 8082 1428
Temukan juga kami di berbagai platform media sosial di bawah ini:
Instagram klik di sini
Youtube klik di sini
Tiktok klik di sini
WhatsApp klik di sini
Universitas Bunda Mulia, Bridging Education to the Real World!
READ MORE:
INI DIA LIST PROSPEK KARIR DARI PROGRAM STUDI KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE/AI)
Referensi:
https://www.kompas.com/tren/read/2024/12/30/080000965/ai-agentik–manfaat-dan-potensi-ancaman-siber/
https://www.unite.ai/id/agen-AI-masa-depan-pengambilan-keputusan-otonom/
https://www.businessinsider.com/yoshua-bengio-ai-godfather-agents-2025-1