Jumat, 21 Maret 2025, Para siswi SMA Tarakanita 1 Jakarta Selatan masuk ke ruang kelas 308 Alfa Tower UBM Kampus Serpong untuk mengikuti trial class Ilmu Komunikasi. Trial class kali ini bertemakan “Sadar Bermedsos”, relevan dengan mata kuliah Hukum dan Etika Media. Setelah perkenalan singkat, Nicodemus Koli selaku dosen memaparkan materi yang diawali dari beberapa masalah, antara lain persoalan viral di satu sisi dan kesesatan berpikir di sisi lain, juga menjadi melek dan menyatu dengan perkembangan teknologi medsos di satu sisi dan menjadi budak teknologi di sisi lain.
Friday, March 21, 2025, students of SMA Tarakanita 1 South Jakarta entered classroom 308 Alfa Tower UBM Serpong Campus to take part in a Communication Science trial class. This trial class had the theme “Social Media Awareness”, relevant to the Media Law and Ethics course. After a brief introduction, Nicodemus Koli as a lecturer explained the material that began with several problems, including other viral issues on the one hand and erroneous thinking on the other, also becoming literate and integrated with the development of social media technology on the one hand and becoming a slave to technology on the other.
Media sosial menciptakan hal – hal indah di satu sisi, namun, mengendalikan perilaku, kebiasaan dan cara berpikir di sisi lain. Lalu dipaparkan juga mengenai bagaimana cara kerja platform media sosial dalam menerapkan kapitalisme pengintaian di mana manusia sebagai agenda baru dari teknologi. Dan pada saat yang sama, manusia – sebagai pengguna/user – sebenarnya diposisikan sebagai “produk” teknologi yang dijual kepada pengiklan. Tanya jawab dengan para peserta juga mewarnai suasana saat pemaparan materi berlangsung. Lantas pada sub pokok bahasan tentang “Kesadaran Etis dan Kritis”, Marshella Angelica – mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, pendamping kegiatan ini, memandu para peserta untuk berdiskusi dalam kelompok (4 – 5 orang per kelompok).
Social media creates beautiful things on one side, but controls behavior, habits and ways of thinking on the other side. Then it was also explained about how social media platforms work in implementing surveillance capitalism where humans are the new agenda of technology. And at the same time, humans – as users – are actually positioned as “products” of technology that are sold to advertisers. Questions and answers with the participants also colored the atmosphere during the presentation of the material. Then in the sub-topic of “Ethical and Critical Awareness”, Marshella Angelica – a student of the Communication Science study program, the facilitator of this activity, guided the participants to discuss in groups (4 – 5 people per group).
Para peserta diminta untuk berdiskusi dan bertukar pandangan terkait kesadaran etis dan kritis dalam bermedia sosial. Lalu, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Para peserta sudah mempunyai kesadaran bahwa di satu sisi media sosial menyajikan banyak hal yang bagus. Melalui media sosial, setiap orang memiliki ruang untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, tindakan, dan sikap dengan mudah dan cepat. Media sosial menjadi wadah untuk akses mendapatkan dan menyebarluaskan informasi. Satu akun terhubung dengan banyak “teman” dalam media sosial.
Participants were asked to discuss and exchange views on ethical and critical awareness in social media. Then, each group presented the results of their discussion. The participants already had the awareness that on the one hand social media presents many good things. Through social media, everyone has the space to express thoughts, feelings, actions, and attitudes easily and quickly. Social media is a place for access to obtain and disseminate information. One account is connected to many “friends” in social media.
Media sosial merupakan sarana dan wadah untuk bereksistensi. Kemampuan pengguna untuk berbagi – to share, bekerja sama – to cooperate di antara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif. Dalam satu platform media sosial terdapat perpaduan atau konvergensi komunikasi personal – to be shared one to one dalam ruang privat dan publik untuk saling berbagi yang melampaui kekhususan individu. Media sosial pun telah membentuk dunia menjadi global village di mana manusia terhubung melalui teknologi bagiannya. Sebagai pengguna mereka juga dapat membedakan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan.
Social media is a means and a place to exist. The ability of users to share – to share, work together – to cooperate among users and take action collectively. In one social media platform there is a combination or convergence of personal communication – to be shared one to one in private and public spaces to share that goes beyond individual specificity. Social media has also shaped the world into a global village where humans are connected through technology. As users they can also distinguish what is needed and desired.
Sementara itu, kebiasaan disiplin dalam bermedsos tampak dalam penyampaian dari kelompok diskusi mengenai pembagian waktu sehari – hari baik untuk belajar – baik kurikuler maupun ekstrakurikuler –, bermedsos dan kegiatan lainnya. Rata – rata mereka menghabiskan waktu 3 – 4 jam sehari dalam bermedsos. Para peserta juga sudah melek ekses dalam bermedsos seperti cyber bullying dan kecanduan.
Meanwhile, the habit of discipline in using social media is seen in the presentation of the discussion group regarding the division of daily time for studying – both curricular and extracurricular -, using social media and other activities. On average, they spend 3-4 hours a day on social media. The participants are also aware of the excesses in using social media such as cyber bullying and addiction.
Trial class ini berlangsung secara interaktif dari pukul 08.30 hingga 10.30 WIB. Selain untuk menciptakan nuansa kelas perkuliahan di mana dosen dan para siswa yang berperan sebagai mahasiswa dapat bertukar pandangan secara terbuka tentang dinamika bermedia sosial, Trial Class kali ini juga membangun kesadaran kritis dan kedisiplinan diri dalam menghadapi setiap informasi dan tayangan pada media sosial.
This trial class took place interactively from 08.30 to 10.30 WIB. In addition to creating a lecture class atmosphere where lecturers and students who act as students can exchange views openly about the dynamics of social media, this Trial Class also builds critical awareness and self-discipline in dealing with every information and display on social media.
Universitas Bunda Mulia, “Bridging Education To The Real World”